Senjata Tradisional Indonesia Dari 35 Provinsi, Nama, Gambar, Dan Asalnya (2)

Jika di artikel sebelumnya kita telah membahas beberapa senjata tradisional Indonesia yang berasal dari sekitar Pulau Sumatera. Di bab kedua ini, kita akan beralih ke Pulau Jawa dan membahas wacana apa saja senjata tradisional yang dikenal masyarakat dari 6 provinsi di sana, yang antara lain provinsi Jawa Barat, provinsi Banten, provinsi DKI Jakarta, provinsi Jawa Tengah, provinsi Yogyakarta, dan provinsi Jawa Timur.

Senjata Tradisional

Yang pertama, mari kita mulai dari senjata tradisional dari Suku Sunda di Jawa Barat.

11. Senjata Tradisional Jawa Barat

Masyarakat Sunda di Jawa Barat mengenal bermacam-macam perkakas senjata dalam kehidupannya sehari-hari. Salah satu yang cukup dikenal yakni senjata tradisionalnya yang berjulukan Kujang.

Kujang diperkirakan mulai ada semenjak awal kala 8 M. Ia dibentuk dari baja yang ditempa dan dilengkapi bermacam-macam materi pamor. Panjangnya tidak lebih dari 25 cm dengan berat sekitar 300 gr. Beberapa hebat meyakini kata “Kujang" sejatinya berasal dari kata “Kudihyang”,  kudi berarti Manusia dan Hyang berarti Tuhan. Kujang sendiri bahwasanya secara struktur tidak memungkinkan untuk dijadikan sarana santunan diri. Ia lebih menonjolkan sisi estetisnya dibanding sisi praktisnya.

12. Senjata Tradisional Banten

Masyarakat Banten secara umum mempunyai kedekatan budaya dengan masyarakat Sunda di Jawa Barat. Oleh alasannya itu, beberapa simbol budaya antara keduanya juga banyak kemiripan. Hal ini sanggup dilihat dari jenis senjata tradisional yang digunakan masyarakatnya di masa silam.

Masyarakat Banten juga menggunakan Kujang sebagai senjata tradisionalnya. Kujang khas Banten sama menyerupai Kujang yang berasal dari Jawa Barat, baik secara struktur, materi pembuatan, maupun dari sisi fungsinya.

13. Senjata Tradisional Jakarta

Hingga dikala ini, kita sanggup melihat kebiasaan masyarakat suku Betawi, utamanya para laki-laki yang selalu menyelipkan Golok di pinggang ketika menggunakan pakaian adatnya. Golok memang mempunyai 2 fungsi dalam budaya Betawi, yang pertama sebagai aksesoris yang mempercantik penampilan dikala mengenakan pakaian adat, dan fungsi mudah sebagai senjata tradisional.

Golok khas Betawi mempunyai satu bab mata yang tajam. Sementara satu bab lainnya tidak tajam. Ia juga dilengkapi dengan serangka yang digunakan pada dikala golok tidak sedang digunakan.

14. Senjata Tradisional Jawa Tengah

Selama ini, Suku Jawa di Jawa Tengah mengenal Keris sebagai senjata tradisionalnya. Keris yakni sebuah senjata tikam yang termasuk golongan belati. Bentuknya menyempit ke bab ujung dengan bilah yang berkelok-kelok.

Beberapa keris mempunyai serat-serat logam berwarna cerah di bab bilahnya yang berfungsi sebagai pamor untuk mempercantik tampilannya. Selain itu, keris juga diyakini sanggup diisi oleh kekuatan supranatural tertentu untuk meningkatkan keampuhannya.

Keris semenjak 2005 kemudian telah terdaftar sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia di UNESCO.

15. Senjata Tradisional Yogyakarta

Masyarakat Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat secara antropologis mempunyai budaya masyarakat Jawa Tengah. Keduanya memang berasal dari satu suku yang sama yaitu Suku Jawa. Oleh karenanya, senjata tradisional yang dikenal masyarakat Yogyakarta sama dengan senjata tradisional yang dikenal masyarakat Jawa Tengah, yaitu Keris.

Dalam budaya masyarakat Yogyakarta, keris biasanya diselipkan di bab belakang pinggang bersama serangkanya yang penuh ukiran.

16. Senjata Tradisional Jawa Timur

Masyarakat Madura di Jawa Timur mempunyai senjata tradisional yang khas dan berbeda dengan senjata tradisional suku-suku lainnya di Indonesia. Senjata tersebut berjulukan Celurit.

Celurit Madura secara mudah berfungsi sebagai alat pertanian yang membantu para peternak Madura mencari pakan untuk sapi dan kerbaunya. Ia juga secara khusus sanggup berkhasiat sebagai identitas status sosial masyarakat kaum laki-laki dan sarana santunan diri dari musuh atau hewan buas.

Senjata Tradisional : Bagian 1 - Bagian 2 - Bagian 3 - Bagian 4 - Bagian 5