Rumah Adat Kepulauan Riau
Nah, di kesempatan artikel kali ini, kami akan mengulas secara lengkap wacana rumah moral Kepulauan Riau tersebut, mulai dari sejarah, gaya arsitektur, gambar, struktur, dan nilai-nilai filosofis yang terdapat di dalamnya. Bagi Anda yang ingin tahu bagaimana uniknya rumah Belah Bubung khas Melayu ini, silakan simak pembahasan berikut!1. Struktur Bangunan Rumah
Sama menyerupai kebanyakan rumah moral Melayu, rumah moral Belah Bubung juga merupakan rumah dengan struktur panggung dengan tinggi sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Dinamai belah bubung alasannya yakni rangka atap dari rumah moral Kepulauan Riau ini dibentuk memakai bubung (bambu) dan desainnya menyerupai terbelah dua.Selain itu, rumah ini juga mempunyai nama-nama lain sesuai sebutan bagi bentuk atapnya. Nama tersebut antara lain rumah Lipat Kajang jika atapnya agak mendatar; rumah Lipat Pandan jika atapnya curam, rumah Atap Layar atau Ampar Labu bila bab bawah atapnya ditambah dengan atap lain; rumah Perabung Panjang jika Perabung atapnya sejajar dengan jalan raya; dan rumah Perabung Melintang bila Perabungnya tidak sejajar dengan jalan.
Rumah Belah Bubung secara keseluruhan dibentuk memakai material yang berasal dari alam. Untuk tiang, gelagar, tangga, bendul, dan rasuk dipakai kayu; dinding dan lantai memakai papan; sementara atapnya yang berbentuk menyerupai pelana kuda terbuat dari daun nipah atau daun rumbia. Di masa sekarang, bambu juga sering dipakai untuk menggantikan kayu yang semakin sulit didapat. Begitupun dengan seng yang dipakai sebagai atap pengganti daun rumbia dan nipah.
2. Fungsi Rumah Adat
Rumah belah bubung yakni rumah moral yang dipakai sebagai daerah tinggal bagi kebanyakan masyarakat moral Melayu di Kepulauan Riau. Untuk menunjang fungsi tersebut, rumah ini dibagi menjadi beberapa bab ruangan menurut kegunaannya, yaitu:- Selasar atau pendopo. Selasar ada 3 macam, yaitu selasar luar (bagian luar), selasar jatuh, dan selasar dalam. Selasar dipakai untuk mendapatkan tamu, daerah bersantai, dan daerah meletakan alat-alat pertanian.
- Rumah induk. Bagian ini terbagi lagi ke dalam 3 ruangan, yaiu ruang muka (tempat ibu dan anak wanita yang masih berumur dibawah 7 tahun), ruang tengah (tempat tidur anak pria yang sudah berumur 7 tahun atau lebih), serta ruang dalam (tempat tidur orang tua).
- Penganggah. Disebut juga ruang dapur atau telo. Digunakan sebagai daerah menyimpan alat pertanian, cadangan makanan, serta daerah untuk kegiatan memasak.
3. Ciri Khas dan Nilai Filosofis
Masyarakat Melayu percaya bahwa untuk membangun rumah moral Kepulauan Riau ini mereka harus melaksanakan serangkaian proses panjang. Proses tersebut dilakukan semoga nantinya rumah yang sudah dibangun sanggup menjadi daerah tinggal yang nyaman bagi penghuninya. Proses tersebut mencakup musyawarah keluarga, penentuan hari baik, penentuan lokasi, pengumpulan bahan, dan seterusnya sampai rumah tamat di bangun.Setelah rumah berdiri, pemiliknya akan menawarkan bermacam-macam hiasan atau gesekan dengan motif-motif khusus pada dinding rumahnya. Motif tersebut sanggup berupa motif flora, motif fauna, motif alam, motif kaligrafi dan motif abstrak.
- Motif tumbuhan sanggup ditemukan dalam bentuk kelompok kaluk pakis, kelompok bunga-bungaan, dan kelompok pucuk rebung.
- Motif fauna ditemukan dalam bentuk semut beriring, itik sekawan, dan lebah bergantung
- Motif alam ditemukan dalam bentuk Bintang-Bintang dan Awan Larat
- Motif kaligrafi atau kalimah merupakan gesekan yang berasal dari ayat-ayat al-Quran.
- Motif aneh ditemukan dalam Selembayung yang diletakkan di puncak atap, Pinang-Pinang atau Gasing-Gasing, Sayap Layang-Layang yang diletakkan pada ujung kaki cucuran, Papan Tebuk; dan Balam Dua Selengek atau gesekan berbentuk burung Balam.
Nah, demikianlah pemaparan sekilas kami wacana rumah moral Kepulauan Riau beserta gambar, sejarah, filosofi, dan penjelasannya. Semoga sanggup menjadi rujukan bagi kita untuk semakin mengenal budaya masyarakat suku Melayu Kepulauan Riau. Jika artikel klarifikasi rumah moral Belah Bubung ini dirasa bermanfaat, silakan share. Jangan lupa pula untuk membaca artikel kami wacana rumah moral Bangka Belitung di pembahasan selanjutnya. Salam!
Post A Comment:
0 comments: