Karena terbagi menjadi beberapa pulau, budaya masyarakat Nusa Tenggara Timur juga sangat heterogen. Setiap pulau yang masing-masing dihuni oleh suku-suku tertentu mempunyai perbedaan yang cukup spesifik dalam segi budaya. Untuk diketahui, sedikitnya ada 7 suku besar yang menjadi suku lebih banyak didominasi penduduk NTT di antaranya, suku Antoni, suku Manggarai, Sumba, suku Lamaholot, suku Belu, suku Rote, dan suku Lio. Masing-masing suku tersebut mempunyai peradaban dan ikonnya sendiri-sendiri, termasuk dalam hal ikon budaya berupa rumah adat.
Rumah Adat Nusa Tenggara Timur
Adapun jikalau kita bicara perihal rumah adat Nusa Tenggara Timur secara umum, maka yang menjadi topik utama yaitu rumah adat dari suku Ende Lio atau suku Lio yang berjulukan Rumah adat Musalaki. Rumah adat ini menjadi ikon rumah adat NTT sebab disebut mempunyai beberapa keunikan baik dari segi desain arsitekturnya maupun dari nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Nah, di artikel kali ini kami akan mencoba mengurai keunikan-keunikan yang terdapat pada rumah adat Musalaki ini sebagai wawasan untuk Anda. Bagi Anda yang tertarik untuk mengetahui keunikan-keunikan tersebut, silakan simak pembahasan berikut ini.Struktur dan Arsitektur Rumah Adat
Nama Musalaki bergotong-royong berasal dari kata dalam bahasa Ende Lio yaitu Mosa dan Laki, Mosa berarti ketua atau kepala sementara Laki berarti Adat atau suku. Oleh akibatnya sesuai nama tersebut maka sanggup ditarik kesimpulan bahwa rumah adat ini memang hanya difungsikan sebagai daerah tinggal kepala suku atau ketua adat Ende. Berdasarkan penelusuran data, rumah ada ini juga kerap dipakai sebagai daerah digelarnya upacara ritual adat, sebagai daerah bermusyawarah untuk memutuskan suatu keputusan, dan kegiatan lain yang bekerjasama dengan adat atau keagamaan.Untuk menunjang fungsi tersebut, rumah adat Nusa Tenggara Timur ini disusun dengan ukuran besar dan dengan struktur yang kokoh. Materialnya sendiri hampir secara keseluruhan berasal dari alam, mulai dari batu-batuan, kayu, sampai daun-daunan. Material-material tersebut dipakai untuk semua pecahan dari struktur rumah adat Musalaki ini.
Struktur rumah Musalaki sendiri terbagi 4 pecahan utama, yaitu Kuwu Lewa (Pondasi), Maga (Lantai), dan Atap.
a. Kuwu Lewa (pondasi)
Kuwu Lewa atau pondasi rumah adat Musalaki terbuat dari kerikil lonjong yang dipasang vertikal (berdiri). Pandasi kerikil ini bergotong-royong bukanlah pondasi utama. Rumah adat Musalaki tetap harus ditopang oleh pondasi kayu, sementara pondasi kerikil hanya dipasang sebagai pencegah rubuhnya rumah jikalau suatu ketika terjadi gempa. Pondasi kayu sendiri selain berfungsi sebagai daerah bertumpunya lantai juga berfungsi sebagai penyokong rangka atap rumah.
b. Maga (lantai)
Karena merupakan rumah dengan struktur panggung, rumah adat Musalaki mempunyai lantai gantung yang terbuat dari susunan papan-papan panjang. Papan pada lantai rumah disusun agak jarang untuk menjaga kelembaban dalam rumah. Susunan papan sendiri dibentuk satu arah sehingga tidak mengakibatkan suara ketika dipijak. Tingginya lantai tersebut berkisar antara 60 sd 100 meter dari permukaan tanah.
Lantai rumah Musalaki dibedakan menjadi 2 jenis menurut tingginya. Ada lantai teras (tenda teo) yang berada di pecahan luar dan lantai koja ndawa (ruang dalam). Lantai tenda teo umumnya lebih tinggi dibandingkan lantai koja ndawa.
c. Atap
Salah satu pecahan unik dari rumah adat Nusa Tenggara Timur terletak pada struktur atapnya. Atap rumah yang dibentuk dari susunan jerami ini bertumpu pada rangka atap yang terdiri dari saka ubu (bubungan), kayu palang, jara (kuda-kuda), dan leka reja. Rangka tersebut membentuk struktur atap yang lalu terlihat cukup unik dengan bentuk menjulang tinggi ke atas.
Nah, demikianlah uraian mengenai rumah adat Nusa Tenggara Timur yang berjulukan rumah adat Musalaki. Semoga klarifikasi singkat ini sanggup menjadi citra bagi Anda untuk mengenali peninggalan budaya nenek moyang suku Ende Lio satu ini. jangan lupa untuk menshare artikel ini dan membaca pembahasan tentang rumah adat Maluku yang telah kami buat di artikel selanjutnya.
Post A Comment:
0 comments: