Tari Payung
Tidak diketahui secara niscaya bagaimana asal permintaan dan sejarah Tari Payung dimulai. Yang jelas, catatan terakhir menyebutkan bahwa di masa silam tarian ini menjadi tarian ritual ketika ada suatu hajat ijab kabul di beberapa nagari di Sumatera Barat. Karena gerakan dan makna filosofis yang disajikan dalam pertujukan sendratari ini cukup bermanfaat, baik sebagai tontonan maupun tuntunan, kesenian ini pun terus berkembang sampai dikala ini.1. Tema dan Makna Filosofi
Tari payung sejatinya ialah sebuah tarian pergaulan yang menjadi simbol cinta dan kasih sayang. Payung yang menjadi properti dari tarian ini mencerminkan suatu perilaku melindungi dari seorang bujang terhadap seorang gadis. Sementara selendang yang diikatkan penari gadis ke leher bujang ialah simbol penerimaan cinta sekaligus akad suci dalam kesetiaan.Untuk diketahui, tari payung sendiri dipentaskan secara berpasangan oleh 3 sd 4 pasang muda-mudi. Masing-masing pasangan memperagakan gerak tari sembari melaksanakan drama perihal cerita cinta mereka sampai menuju ke pelaminan.
Semua gerakan tarian ini sejatinya mempunyai makna filosofis bahwa sepasang muda-mudi yang sudah remaja dan saling mengasihi satu sama lain hendaknya tidak berlama-lama untuk segera menikah. Hal ini dilakukan untuk menghindari efek jelek dari godaan nafsu yang sanggup tiba kapan saja.
2. Gerakan Tari Payung
Tidak menyerupai tarian tradisional pada umumnya, gerakan tari payung sanggup dilakukan dengan bebas tanpa hukum khusus yang ditentukan. Kendati demikian, keserasian antara gerakan payung yang dibawa penari laki-laki dan gerak selendang yang dibawa penari perempuan harus benar-benar diperhatikan. Selengkapnya perihal gerakan-gerakan tari payung tersebut, Anda sanggup melihatnya pada video di bawah ini.3. Iringan Tari
Tari payung diiringi oleh 2 elemen penting, yaitu tetabuhan alat musik tradisional serta sebuah syair khusus. Alat musik yang dipakai sebagai pengiring tarian ini terdiri dari rebana, gendang, akordeon, dan gamelan khas melayu. Masing-masing instrumen tersebut dimainkan sesuai dengan ritme tarian. Sementara lagu atau syair khusus yang dinyanyikan ialah syair berjudul “Babendi-bendi ke Sungai Tanang”. Syair yang mengisahkan perihal suami istri yang tengah berbulan madu tersebut sanggup Anda temukan liriknya di Wikipedia.4. Setting Panggung
Setting panggung tari payung tidak terlalu menjadi soal. Tarian ini sanggup dipentaskan di mana saja, asalkan pada daerah yang luas. Jumlah pemainnya antara 6 sd 8 orang yang saling berpasangan (3 sd 4 pasang) menciptakan pembagian ruang panggung harus diperhatikan semoga para penari tidak saling bertumburan.Gerakan Tari Kecak Bali
Gerakan Tari Jaipong Jawa Barat
Gerakan Tari Tor Tor Sumatera Utara
5. Tata Rias dan Tata Busana
Tata rias dan tata busana penari menjadi unsur penting yang harus diperhatikan dalam sebuah pertunjukan tari payung. Untuk penari wanita, kostum yang dipakai ialah pakaian watak melayu khas Minang terdiri dari baju kurung (kebaya), kain songket sebagai bawahan, dan hiasan kepala berupa mahkota keemasan. Sementara untuk penari pria, kostum yang dipakai ialah baju lengan panjang dan celana panjang satu warna lengkap dengan sarung songket dan kopiah khas melayu.6. Properti Tari
Seperti telah dijelaskan di atas, tari payung memakai 2 properti utama, yaitu payung dan selendang. Payung dibawa oleh penari pria, sementara selendang dibawa penari wanita. Kedua properti ini pada pertengahan sampai tamat tarian akan saling bertemu dan melengkapi, menyerupai sepasang kekasih yang dipertemukan di pelaminan untuk menjalani kehidupan berumah tangga bersama-sama.Nah, demikian sedikit yang sanggup kami rangkum perihal unsur-unsur tari payung khas Sumatera Barat beserta klarifikasi seputar sejarah, asal usul, gerakan, dan propertinya. Semoga sanggup menambah wawasan budaya kita semua. Salam.
Post A Comment:
0 comments: